Pelatihan Komputer & Internet

10 Juli, 2009

Sebuah Kado Untuk Hamba Allah


Syeikh at-Thahhan pernah berkata : "barang siapa yang sabar ketika kehilangan sesuatu karena Allah SWT, niscaya Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik."

Para masyayikh kita pernah menceritakan bahwa ada salah seorang mahasiswa al-azhar yang berasal dari ujung pedesaan. Pada suatu hari ia duduk di halaqah (pengajian) Syaikhnya, uang jajannya untuk bulan itu terlambat datang, sehingga ia terpaksa meningalkan halaqoh (pengajian) syaikhnya, barangkali ia mendapatkan sisa-sisa roti atau beberapa suap makanan yang bisa memulihkan tenaganya kembali.

Ia berjalan melalui lorong-lorong sempit, tiba-tiba matanya memandang sebuah pintu rumah yang sedang terbuka, setelah ia memasuki rumah tersebut, ternyata ada sebuah lemari makanan, ia pun mengulurkan tangannya untuk mengambil makanan itu, setelah ia mengambil dan meletakkannya di mulut, tiba-tiba ia sadar bahwa sebenarnya dia datang kesitu semata-mata hanya untuk menuntut ilmu.

Ilmu itu cahaya, sedangkan makan makanan tanpa izin dari pemiliknya bisa menjadikan hati gelap. Cahaya tidak mungkin bisa berkumpul dengan kegelapan. Salah satunya harus ada yang mengalah. Ia pun meninggalkan makanan itu, dan kembali ke halaqah (pengajian) Syaikhnya dalam keadaan perut kosong.

Setelah pengajian itu selesai tiba-tiba ada seorang wanita menghampiri Syaikh, dia berbicara dengan syeikh tentang sesuatu yang tidak dipahami oleh orang-orang yang ada di sekitarnya. Tak lama kemudian Syaikh memanggil mahasiswa itu dan bertanya : "wahai hamba Allah ! maukah kamu menikah ?" ia menjawab : "jangan mengejekku wahai Syeikh, demi Allah, sudah tiga hari tidak ada makanan yang masuk ke perutku, bagaimana aku akan menikah ?"

Syaikh berkata : "wanita ini melaporkan bahwa suaminya telah meningal, ia memiliki seorang putri, ia orang kaya raya, dan ia ingin menikahkankan putrinya dengan lelaki yang saleh, yang bisa hidup bersamanya dan bersama putrinya, bisa menjaga dan mengembangkan hartanya." ia menjawab : "kalau memang begitu kemauannya, aku setuju."

Kemudian Syaikh keluar bersama mahasiswa, wanita dan semua orang yang hadir dalam pengajian tersebut, mereka berjalan sampai memasuki rumah yang dimasuki mahasiswa tadi. Ketika makanan telah dihidangkan mahasiswa itu menangis. Syaikh bertanya : "kenapa kamu menangis ? apakah kami telah memaksamu untuk menikah ?" ia mejawab : "tidak, akan tetapi beberapa menit yang lalu aku masuk rumah ini untuk makan makanan yang dihidangkan di hadapan kita ini, aku sadar bahwa itu adalah makanan haram, lalu aku tinggalkan karena Allah, dan sekarang Allah telah mengembalikannya kepadaku, bahkan ditambah lagi rezeki yang lain dengan jalan yang halal."

ومن يتق الله يجعل له مخرجا . ويرزقه من حيث لا يحتسب.
Barang siapa yang bertakwa kepada Allah, maka Allah akan memberikan jalan keluar baginya, dan akan diberi rizki dengan jalan yang tidak disangka-sangka.

Balasan itu pasti sesuai dengan perbuatannya.

0 komentar:

Maulud Pemuda Menara Malaysia