Sabtu, tanggal 7 februari jam 16:45 pesawat batavia air yang saya tumpangi mendarat di bandara Adi Sucipto Yogyakarta, perjalanan 1 jam 50 menit dari Batam. Hanya menunggu beberapa menit setelah landing, saya di jemput pak wahyu, komisaris Notebook Store.
Mobil jemputan saya segera berangkat ke Jl. Kaliurang km 5 dekat kampus UGM, tepatnya di toko NOTEBOOk STORE cabang Jogja. Tak seberapa besar konter di jogja tapi konter yang baru di buka beberapa hari ni telah berisi berbagai macam laptop dan accessoriesnya. tak lama di toko pak wahyu pun pulang karena waktu sudah maghrib.
Sampai di Kaliurang saya menghubungi teman saya yang kuliah di Universitas Atmajaya jurusan teknik sipil, Halim dari Muara Lebak Bawean. Sekitar 1 jam kemudian Halim datang mengendarai Supra X 125 miliknya. Lama tak jumpa kami pun ngobrol, hingga pukul 9 malam pak wahyu datang lagi ke toko, katanya besok ia juga akan ke batam tapi masih mampir dulu di Jakarta, sementara saya ikut penerbangan direct Jogja-Batam.
Pukul 9.30 malam saya ikut Halim pulang ke kontrakannya. Sampai disana bertemu teman-teman mahasiswa Bawean, ada Basith Tambak, Jangki Daun dan Ipung Bangsal. Tak lama kemudian kami berangkat nongkrong ke Gubuk Cafe sambil ajendur bawean dan kegiatan mereka selama kuliah di Jogja. Sekitar 1 jam kemudian datang Kak Yani asal Pancor dan Acink Pamona sidogedung batu tapi mereka tak lama karena temannya dari Kepu ngajak pulang.
Pukul 12 Malam kami beranjak pulang ke kontrakan karena mata jangky sudah tidak kuat lagi untuk melek. Sampai ke kontrakan berangkat lagi keliling jogja dengan Halim, Basit dan Ipung. Saya sempat mampir di Teh Poci, suasana cangkru'an di pinggir kali, penuh pengunjung muda-mudi mahasiswa nongkrong disana. Tak lama kemudian kami langsung menuju Tugu jogja, malam haripun masih rame orang nongkrong walau hanya sekedar duduk & ngobrol, ada juga yang sendang foto-fotoan dari yang pake kamera handphone, kamera digital hingga kamera profesional, ada mahasiswa yang kuliah di jogja ada juga yang dari luar kota sekedar jalan-jalan dan malam mingguan disana.
Jogja memang unik, waktu nongkrong di Tugu ada club sepeda ontel yang sedang melintas, sepeda ontel yang satu in bukan sepeda ontel yang biasa kita lihat di toko, melainkan sepeda ontel yang telah di modifikasi, bodinya di tambah, 2 kali lebih tinggi dari ukuran normal. Ada juga klub mobil klasik dan club vespa yang lagi nangkring di pinggir jalan.
Malam minggu di Jogja memang terasa lebih hidup, dengan uang pas-pasan pun bisa nongkrong dimana-mana. Biaya hidup di jogja memang jauh lebih murah daripada di Batam. Apalagi ada nasi kucing, hanya dengan 1000 rupiah bisa makan nasi walau porsinya memang hanya se porsi makanan kucing. Tahun 2005 lalu saya beli nasi kucing di terminal jogja waktu itu cuma 500 rupiah. Makanan khas jogja adalah nasi gudeg dan bakpia pathok.
Jogja memang kota yang komplek, kota seni dan budaya, kota pariwisata, kota pelajar. Banyak tokoh Indonesia yang bersal dari Jogja diantaranya bapak pendidikan kita, Ki Hajar Dewantara. Tokoh Muhammadiyah Ahmad Dahlan. Seniman Affandi bahkan mantan presiden RI bapak Suharto lahir di Jogja.
Terakhir saya menyusuri jalan malioboro, disanalah banyak di jual kain batik dan kaos dagadu, ada juga berbagai macam kerajinan tangan dan souvenir. Harganya murah-murah tapi tidak murahan. Sayang waktu kesana semua sudah tutup karena memang waktunya sudah malam. Sampai di ujung jalan malioboro tepatnya di depan Monumen perjuangan 11 Maret kami berhenti. Kami nongkrong di seberang jalan depan Istana Presiden RI, hingga pukul 2:30 dini hari kami pun pulang ke kontrakan karena besok pagi-pagi saya harus berangkat lagi ke Batam, Batavia air akan berangkat pukul 08:30 Jogja-Batam-Medan.
Mobil jemputan saya segera berangkat ke Jl. Kaliurang km 5 dekat kampus UGM, tepatnya di toko NOTEBOOk STORE cabang Jogja. Tak seberapa besar konter di jogja tapi konter yang baru di buka beberapa hari ni telah berisi berbagai macam laptop dan accessoriesnya. tak lama di toko pak wahyu pun pulang karena waktu sudah maghrib.
Sampai di Kaliurang saya menghubungi teman saya yang kuliah di Universitas Atmajaya jurusan teknik sipil, Halim dari Muara Lebak Bawean. Sekitar 1 jam kemudian Halim datang mengendarai Supra X 125 miliknya. Lama tak jumpa kami pun ngobrol, hingga pukul 9 malam pak wahyu datang lagi ke toko, katanya besok ia juga akan ke batam tapi masih mampir dulu di Jakarta, sementara saya ikut penerbangan direct Jogja-Batam.
Pukul 9.30 malam saya ikut Halim pulang ke kontrakannya. Sampai disana bertemu teman-teman mahasiswa Bawean, ada Basith Tambak, Jangki Daun dan Ipung Bangsal. Tak lama kemudian kami berangkat nongkrong ke Gubuk Cafe sambil ajendur bawean dan kegiatan mereka selama kuliah di Jogja. Sekitar 1 jam kemudian datang Kak Yani asal Pancor dan Acink Pamona sidogedung batu tapi mereka tak lama karena temannya dari Kepu ngajak pulang.
Pukul 12 Malam kami beranjak pulang ke kontrakan karena mata jangky sudah tidak kuat lagi untuk melek. Sampai ke kontrakan berangkat lagi keliling jogja dengan Halim, Basit dan Ipung. Saya sempat mampir di Teh Poci, suasana cangkru'an di pinggir kali, penuh pengunjung muda-mudi mahasiswa nongkrong disana. Tak lama kemudian kami langsung menuju Tugu jogja, malam haripun masih rame orang nongkrong walau hanya sekedar duduk & ngobrol, ada juga yang sendang foto-fotoan dari yang pake kamera handphone, kamera digital hingga kamera profesional, ada mahasiswa yang kuliah di jogja ada juga yang dari luar kota sekedar jalan-jalan dan malam mingguan disana.
Jogja memang unik, waktu nongkrong di Tugu ada club sepeda ontel yang sedang melintas, sepeda ontel yang satu in bukan sepeda ontel yang biasa kita lihat di toko, melainkan sepeda ontel yang telah di modifikasi, bodinya di tambah, 2 kali lebih tinggi dari ukuran normal. Ada juga klub mobil klasik dan club vespa yang lagi nangkring di pinggir jalan.
Malam minggu di Jogja memang terasa lebih hidup, dengan uang pas-pasan pun bisa nongkrong dimana-mana. Biaya hidup di jogja memang jauh lebih murah daripada di Batam. Apalagi ada nasi kucing, hanya dengan 1000 rupiah bisa makan nasi walau porsinya memang hanya se porsi makanan kucing. Tahun 2005 lalu saya beli nasi kucing di terminal jogja waktu itu cuma 500 rupiah. Makanan khas jogja adalah nasi gudeg dan bakpia pathok.
Jogja memang kota yang komplek, kota seni dan budaya, kota pariwisata, kota pelajar. Banyak tokoh Indonesia yang bersal dari Jogja diantaranya bapak pendidikan kita, Ki Hajar Dewantara. Tokoh Muhammadiyah Ahmad Dahlan. Seniman Affandi bahkan mantan presiden RI bapak Suharto lahir di Jogja.
Terakhir saya menyusuri jalan malioboro, disanalah banyak di jual kain batik dan kaos dagadu, ada juga berbagai macam kerajinan tangan dan souvenir. Harganya murah-murah tapi tidak murahan. Sayang waktu kesana semua sudah tutup karena memang waktunya sudah malam. Sampai di ujung jalan malioboro tepatnya di depan Monumen perjuangan 11 Maret kami berhenti. Kami nongkrong di seberang jalan depan Istana Presiden RI, hingga pukul 2:30 dini hari kami pun pulang ke kontrakan karena besok pagi-pagi saya harus berangkat lagi ke Batam, Batavia air akan berangkat pukul 08:30 Jogja-Batam-Medan.
2 komentar:
wahhh...
barusan ke Jogja bos???
ya kemaren tu ngantar barang toko cabang di jogja, waktu tu transporternya lagi ke malaysia.
Posting Komentar