Pelatihan Komputer & Internet

24 Desember, 2008

Bawean Inside

Bercocok Tanam di Hutan Bharingghundhang

Bu Fitriyah sedang merawat tanaman cabenya

Cabe Tanaman Pak Mujib dan Bu Fitriyah

Pak Mujib dan Bu Fitriyah Membawa Pisang Hasil Panen

Pak As'ari membantu pak Mujib panen pisang

Pisangnya Besar-Besar lho,..

Ucok Berkunjung ke Bharingghundhang

Pak Mujib Sedang Istirahat

Pak Buhari

Bharingghundhang, nama yang tak asing lagi bagi warga Menara (dulu: Kalompek). Baringgundang terletak di atas Gunung Pakem. Bisa dijangkau dari Menara lewat arah timur baringgundang dengan jalan kaki atau dari arah barat lewat desa Kuduk-kuduk Patar selamat melalui jalan ke air terjun Gurujukan, bisa dilewati naik sepeda motor.

Mayoritas warga Menara mempunyai tanah di bharinggundhang. Sebagian besar tanah warga Menara ditanami pohon cengkeh. Ada juga yang ditanami pepohonan lain, contoh tanah pak Mujib yang ditanami cabe, semangka, pisang dll. Juga tanah Pak Thaha yang ditanami cengkeh dan merica.

Tanah di Bharinggundhang sangat subur, karena berada di pinggiran sungai dan lembah-lembah pegunungan. Melihat keadaan ini maka sebagian warga memanfaatkan untuk bercocok tanam disana, salah satunya adalah Pak Mujib.

Sebenarnya hal ini telah dilakukan sejak nenek moyang hingga turun temurun, namun hal ini pernah vakum karena sebagian warga banyak merantau ke Malaysia untuk mencari penghidupan yang dirasa lebih layak.

Memanfaatkan bharinggundhang sudahlah cukup untuk memenuhi kehidupan sehari-hari. Hal ini dibuktikan pak buhari yang sejak lama tinggal di hutan ini bersama anak istrinya. Pak buhari bukanlah warga Menara, melainkan adalah warga Balikterus (Sugae teros). Ia telah tinggal di Bharinggundhang sejak ayah saya masih Jejaka, kira-kira 30 tahun yang lalu.

Kira-kira dua tahun yang lalu pak mujib membuka lahan yang dibelinya dari orang Balikterus. Dengan lahan tersebut pak Mujib tidak hanya menanam cengkeh seperti yang dilakukan mayoritas warga Menara. Tapi pak Mujib menanam pohon yang bisa cepat dipanen tanpa harus menuggu bertahun-tahun seperti cengkeh, contohnya adalah cabe, semangka, pisang, dll.

Dalam kesehariannya pak Mujib lebih banyak menghabiskan waktunya di Bharinggundhang, lain halnya dengan dulu kesibukannya di kampung. Ia pernah bisnis meubel di sebelah rumahnya, juga pernah menjabat sebagai ketua Pemuda Menara.

Untuk mempermudah transportasi menuju hutan tersebut maka dibangun jalan setapak yang bisa dilalui dengan kendaraan sepeda motor. Hal ini diprakarsai oleh K.H. Ridlwan pemilik aset (tanaman cengkeh) terbesar di sana. Didukung sebagian warga yang berkepentingan sama dengan beliau, diantaranya P. Mujib, P. Hatman, P. Thaha, P. Sani, P. Dani dkk. (herry)


0 komentar:

Maulud Pemuda Menara Malaysia