Setelah kembali dari Saudi Arabia, pada hari kamis 4 juni 2009 presiden AS Barack Obama berkunjung ke Mesir, kunjungan ini adalah untuk menjalin hubungan damai antara Amerika dengan dunia islam dan ingin mengubah citra buruk AS di mata dunia islam yang sudah terbentuk sejak pemerintahan George W Bush.
Mesir menyambut hangat kedatangan Obama, terlihat dengan persiapan yang begitu matang, terutama masalah keamanan. Dari pukul 5.30 dini hari sampai Obama kembali ke bandara, sepanjang jalan yang akan dilalui orang nomor satu di dunia ini telah dipagari oleh pasukan tentara, setiap sepuluh meter terlihat tentara berdiri di pinggir jalan dengan senjata lengkap, terutama setiap gang-gang di jalan tersebut, begitu juga di atas apartemen-apartemen di sepanjang jalan terlihat tentara siap dengan senjatanya, seluruh kendaraan baik kendaraan pribadi maupun angkutan umum dilarang melintas jalur tersebut sehingga jalur tersebut terasa sepi.
Setelah tiba di bandara president AS ke-44 ini segera disambut oleh presiden Mesir Husni Mubarak di istana presiden “Istana Qubbah.” Dalam pertemuan itu Obama dan Husni Mubarak membicarakan masalah perdamaian timur tengah. Kemudian setelah itu Obama berkunjung ke masjid Sultan Hasan Kairo Mesir.
Kemudian dilanjutkan ke Universitas Kairo untuk menyampaikan pidatonya di Grand Festival Hall of Cairo University. Sejak pukul 9.00 dini hari ruangan gedung itu sudah mulai dibuka dengan penjagaan yang sangat ketat, semua yang hadir harus membawa kartu identitas dan surat undangan resmi dari The Grand Shaikh of Al Azhar Dr. Muhammad sayyid Thantawi dan The President of Cairo University Dr. Hossam Kamil. Kami bersama rekan-rekan lainnya dari utusan Universitas Al Azhar memasuki ruangan pada pukul 9.15 setelah melalui pemeriksaan surat undangan dan pasport. Kami disambut oleh panitia dan dipersilahkan duduk di bangku yang telah dipersiapkan untuk kami di bagian tengah. Pada pukul 10.00 ruangan yang terdiri dari tiga lantai tersebut telah penuh dengan para hadirin.
Acara tersebut dihadiri oleh berbagai kalangan, diantaranya adalah Grand Syeikh Al Azhar Syeikh Thantawi, rektor Universitas Al Azhar Dr. Ahmad Thayyib, mantan rektor Universitas Al Azhar Dr. Ahmad Umar Hasyim, mufti mesir Dr. Ali Jum’ah. Juga ikut hadir dalam acara tersebut Gamal mubarak putera presiden Mesir Husni Mubarak, perdana mentri Mesir Dr. Ahmad Nadzif dan para jajaran mentri lainnya. Ada juga beberapa orang dari IM (Ikhwanul Muslimin). Ada juga beberapa pastur yang menggunakan jubah hitam. Begitu juga terlihat para Artis lagendaris seperti Adil Imam, Syarif Munir dan lainnya. Kemudian juga para wartawan terutama wartawan Amerika yang berada di sekeliling ruangan di lantai dua.
Setelah 4 jam kami duduk menunggu di dalam ruangan tersebut acara baru dimulai pada pukul 13.10 siang. Rombongan presiden Obama telah tiba di ruangan, terlihat Hillary Clinton mentri luar negri AS bersama rombongan lainnya memasuki ruangan, dan disambut dengan tepuk tangan oleh seluruh hadirin, kemudian mereka memilih tempat duduk di barisan depan, kemudian disusul oleh orang yang paling ditunggu-tunggu oleh semua yang hadir dalam acara itu, seluruh hadirin berdiri dan bertepuk tangan, sedangkan Obama hanya melambaikan tangannya dengan mengucapkan “thank you” berulang-ulang.
Obama memulai pidatonya dengan mengucapkan salam kepada hadirin. dia menegaskan bahwa dahulu antara barat dan islam memang memiliki hubungan yang kuat namun juga ada hubungan yang tidak harmonis, terutama dalam masalah agama, sehingga islam melihat barat sebagai bangsa yang memusuhi islam, begitu juga barat melihat islam sebagai agama yang memusuhi barat, terutama pasca tragedi 11 september, dan sekarang sudah tiba saatnya islam dan barat kembali memulai hidup yang harmonis, tidak ada permusuhan antara satu sama lain, tidak saling membenci dan menyalahkan akan tetapi harus bersatu, saling memahami dan menghormati serta bekerja sama dalam mengukir masa depan yang baik.
Obama juga menegaskan bahwa dia akan menegakkan perlawanan dengan jaringan-jaringan keras dan teroris, oleh sebab itu dia meminta kepada jaringan al-qaedah agar menghentikan aksinya, karena mereka sangat membahayakan umat manusia, terutama pada tragedi 11 september yang telah menelan ribuan nyawa orang-orang yang tak berdosa, baik warga negara Amerika maupun warga negara asing. Obama berjanji bahwa Amerika tidak akan pernah menjadi musuh islam.
Dalam pidatonya Obama juga membicarakan beberapa hal, diantaranya dia menegaskan bahwa AS masih meninggalkan dua tanggung jawab, yaitu membangun masa depan Irak yang lebih baik dan menyerahkan Irak kepada rakyatnya, dan AS tidak memiliki kepentingan apapun terhadap sumber daya yang dimiliki Irak, apalagi menginginkan wilayah negara itu. Dia juga menegaskan bahwa negara Palestina harus berdiri dan hidup berdampingan dengan Israel.
Obama juga menyinggung masalah demokrasi dan masalah kebebasan beragama. Setelah itu dia menyinggung masalah hak-hak kebebasan wanita, dia menyatakan bahwa dia tidak setuju dengan orang-orang yang menilai wanita yang memakai jilbab itu sebagai wanita yang hina, padahal sebenarnya merekalah orang yang mulia karena mereka adalah orang yang berpegang teguh dengan ajaran agamanya. Kemudian di akhir pidatonya Obama menyinggung masalah perkembangan ekonomi.
Dalam pidatonya yang berdurasi 47 menit tersebut Obama banyak mengutip dari ayat al qur’an dan injil, terutama ayat-ayat yang berkenaan dengan perdamaian dan toleransi, sehingga semua yang hadir dalam acara tersebut merasa puas mendengarkan pidatonya, mereka bertepuk tangan dengan meriah, bahkan ada yang berteriak “I love you Obama”.
Ada satu hal lagi yang membuat kami merasa bangga dengan presiden yang masa kecilnya pernah sekolah SD di Indonesia itu, dia banyak bercermin pada Indonesia, terutama dalam masalah kebebasan beragama dan kebebasan wanita.
Acara ini disiarkan di seluruh stasiun televisi di timur tengah dan lainnya....
Oleh: Abdul Hafidz, Mahasiswa Universitas Al Azhar, Kairo Mesir.
KIPRAH WAKIL RAKYAT : Prioritas Sektor Pertanian Bawean
5 tahun yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar